stellasetyabudhi

BiNusian weblog

Information Communications Technologies (ICT)

January4

1.1 Pengertian Information Communications Technologies (ICT).
Teknologi informasi diberi batasan sebagai teknologi pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebaran berbagai jenis informasi dengan memanfaatkan komputer dan telekomunikasi yang lahir karena adanya dorongan-dorongan kuat untuk menciptakan teknologi baru yang dapat mengatasi kelambatan manusia mengolah informasi.
Definisi secara umum, ICT adalah sistem atau teknologi yang dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan informasi data menjadi sebuah informasi.

1.2 Konsep Management IT
A. Relevansi Strategi
Dampak strategi dari aktivitas IT berbeda di setiap jenis industri . Pada mulanya aktivitas IT digunakan untuk menunjang operasional perusahaan , yang kemudian berkembang menjadi lebih signifikan menjadi suatu unit operasi atau unit fungsi dari suatu perusahaan .
B. Kebudayaan Perusahaan
Kebudayaan perusahaan mempengaruhi pendekatan dalam perencanaan perusahaan , filosofi pengontrolan dan kecepatan dari perubahan teknologi yang dipakai.
C. Kontingensi
Semakin kompleks dan fleksibel pendekatan management IT yang diinginkan , serta pendekataan tools yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan yang kompleks , perubahan lingkungan bisnis ataupun IT arsitektur ,maka kontingensi menjadi semakin penting.

D. Transfer Teknologi
Perubahan dalam IT infrastruktur seringkali berdampak langsung terhadap performa suatu organisasi , maka dari itu masalah implementasi seringkali menjadi sangat krusial .IT diharapkan menjadi alat yang mengembangkan pengetahuan diantara individu didalam organisasi.
Hubungan ICT dengan IS

1.3 Tantangan di dalam IT managerial
A. Regenerasi Teknologi
IT mempunyai siklus hidup yang pendek, berbeda dengan pendalaman ilmu – ilmu lainnya.

B. Pertumbuhan Teknologi
Dimana biaya yang ada berbanding lurus dengan tingkat performance ( kecepatan , kapasitas bandwidth , dll ).
C. Koordinasi Pengguna Akhir IT
Kekompleksitasan dalam membangun suatu system membentuk spesialisasi dalam departemen IT ,yang menyulitkan tersedianya waktu antara pengembangan dan menjaga relasi dengan pengguna dari service yang dibuat.
D. Spesialisasi
Kekompleksitasan kebutuhan teknologi menciptakan IT sub-spesialisasi ,sehingga mempersulit koordinasi dan control dalam managerial.

CIO ( Chief Information Officer )
Definisi tugas – tugas CIO :
A. Mengelola sumberdaya informasi sebagai aset vital perusahaan.
B. Menempatkan sistem pada competitive marketplace.
C. Mengelola dan mengkoordinasi peningkatan desentralisasi informasi ke masing-masing unit.
D. Mengelola end-user computing sehingga tercapai service yang diharapkan.
E. Menjadi catalyst bagi perubahan kondisi perusahaan ke arah yang lebih baik.
Latar belakang seorang CIO tidak mutlak berasal dari IT field , karena sebagai seorang CIO , harus memberikan strategi IT yang dapat mendukung dan menopang bisnis dari organisasi.

Latarbelakang CIO

Seorang CIO harus dapat memberikan strategi bisnis yang memberikan nilai bagi pemimpin perusahaan . Terdapat dua sisi kepemimpinan CIO , yang pertama “Demand-Side” yang terdiri dari nilai – nilai pemimpin organisasi , yang kedua “Supply-Side” yang terdiri dari penyampaian tindakan- tindakan CIO.

Demand – Supply CIO :
A. Mengerti keadaan lingkungan
B. Menciptakan visi
C. Mempertajam dan menyampaikan ekspektasi
D. Menciptakan pemerintahan IT yang baik
E. Menjalankan bisnis dan strategi selaras
F. Membangun organisasi baru yang berbasiskan sistem informasi
G. Mengembangkan performa tim yang berbasiskan sistem informasi
H. Mengatur perusahaan dan resiko dari sisi teknologi informasi
I. Mengkomunikasikan performa

3.2 8 Peran Multidimensi CIO
1. Chief integration officer.
CIO memandang secara global dalam mengambil keputusan.
2. Chief innovation officer.
CIO dapat memberikan strategi IT yang memberikan inovasi bagi bisnis proses organisasi.
3. Chief irritation officer
CIO menjadi seseorang yang dapat berfikir seimbang antara apa yang menjadi jembatan antara teknikal dan ekonomikal.
4. Chief identity officer.
CIO mempunyai kemampuan mengidentifikasi “who the right person is” .
5. Chief inoculation officer.
CIO dapat mengatasi ancaman internal atau eksteral bagi organisasi.
6. Chief international officer.
CIO dapat menjadi wakil reprsentatif organisasi terhadap dunia internasional.
7. Chief investigative officer.
CIO dapat mengetahui teknologi pengenalan pola serta dapat memprediksi trend yang terjadi .
8. Chief information officer.
CIO dapat memberikan informasi yang diperlukan organisasi.

3.3 CIO Dashboard
Seorang CIO harus mempunyai gambaran real-time dari organisasi IT macro matriks .

3.4 Merancang Struktur Organisasi
Terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam merancang suatu struktur organisasi :

A. Iklim bisnis
Melihat iklim bisnis yang ada, dimana pertumbuhan suatu perusahaan mengikuti kebutuhan pasar yang ada, serta mengkaji competitor yang ada.
B. Pelayanan bisnis
Melihat jenis pelayanan apa yang disediakan oleh organisasi , apakah berupa infrastruktur, pengembangan aplikasi, reporting, analisis ,managemen projek , jasa, dan lain lain.
C. Peranan yang diharapkan
Melihat apakah organisasi merupakan strategic partner ataukah sebagai supplier , atau sebagai penyedia komoditas.
D. Strategi perusahaan
Melihat strategi perusahaan untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
E. Strategi sourcing
Melihat apakah penyediaan aset dan tenaga kerja menggunakan penyedia pihak ketiga ( outsourcing ) atau memakai internal perusahaan .
F. Melihat kekurangan saat ini
Melihat dan mengkaji kekurangan yang dimiliki organisasi saat ini , apakah strategi IT secara menyeluruh sudah dapat mendukung bisnis proses yang ada.

3.5 Struktur Utama Organisasi ICT
Terdapat 3 unit utama yang membentuk suatu organisasi ICT, dimana dari setiap unit utama dapat dikembangkan kembali sesuai dengan faktor pendekatan yang menentukan struktur organisasi yang berbeda di setiap organisasi.

Unit struktur utama organisasi ICT :
A. Operasional
Unit yang bertanggung jawab atas semua proses operasional ,termasuk arus proses data sehari – hari .
B. Pengembangan
Unit yang bertanggung jawab terhadap seluruh pengembangan software dan hardware dan pengintegrasiannya . Termasuk dalam siklus hidup suatu projek SDLC ( System Development Life Cycle ) berupa analisa kebutuhan , business analys , system desing , pengembangan aplikasi , testing , implementasi .

C. Administrasi
Unit yang bertanggung jawab terhadap administratif yang mendukung dari seluruh unit yang ada, baik dari sisi dokumentasi maupun administrasi operasional.

Defect Prevention Process

January4

DPP

-Identify Critical Risks
Mengidentifikasi risiko kritis menghadapi proyek atau sistem.
-Estimate Expected Impact
Untuk setiap resiko kritis, membuat penilaian tentang dampak keuangan bila risiko
-Minimize Expected Impact 
Setelah resiko yang paling penting diidentifikasi coba untuk menghilangkan setiap resiko. Untuk risiko yang tidak dapat dihapuskan, mengurangi risiko yang kemungkinan akan menjadi masalah dan keuangan dampak yang harus terjadi.

4 key element DPP Process

A.Causal analysis meetings:
Brain Storming session yang dilakukan oleh technical team pada tahap akhir proses development.
-Analyze individual defect
-Identify General Solutions
-Analyze Defect Trends
-Consolidate General Solutions
-Compile Action List

B.Action team
Team yang merespon apa yang tadi dibicarakan pada saat Causal Analysis

C.Stage Kick Off meeting
Tim teknis melakukan pertemuan ini pada awal setiap tahap development

D.Action tracking and data collection
Untuk menyimpan segala proses yang sudah terjadi. Dan melakukan data collection untuk keperluan dalam proses development

Benefit DPP
-Quality Improvement
-Productivity Improvement
-Process Improvement

DPP Weaknesses
Satu kerugian dari pendekatan ini adalah untuk menjadi kewalahan dengan jumlah potensi perbaikan, tetapi hal ini menjadi prioritas melalui perbaikan kesalahan

CHANGE KNOWLEDGE

January4

Arus kerja dari pengetahuan untuk setiap konsep perubahan di dalam individu maupun organisasi. Perubahan Micro adalah ketika individual berubah, perubahan Macro ialah ketika organisasi berubah. Ketika kita harus melakukan motivasi perubahan terhadap orang, kita harus memperkenalkan perubahan micro terlebih dahulu. Perubahan merupakan suatu proses yang terbuka, proses yang terbuka ini memiliki karakteristik : present state ( status quo ), transition state dan desired future state.

Terdapat beberapa alasan mengapa bagian dari organisasi menolak adanya perubahan , antara lain :
• Kurang jelasnya visi organisasi
• Buruknya sejarah implementasi
• Kurangnya dukungan dari managerial , dalam hal rasa kepemilikan.
• Rendahnya tingkat keberanian dalam mengambil resiko
• Kurangnya tingkat komunikasi di dalam organisasi
• Buruknya management terhadap penolakan yang ada

Terdapat 7 emosional respon terhadap perubahan yang ada , antara lain :
1. Immobilization : Tahap awal dalam reaksi awal penolakan terhadap perubahan , reaksi shock.
2. Denial :Tahap ketidakmampuan untuk beradaptasi menerima informasi.
3. Anger :Tahap frustasi dengan perubahan, tidak bergerak maju menuju perubahan yang diinginkan.
4. Bargaining :Tahap negosiasi untuk menghindari dampak negative dari perubahan .
5. Depression :Tahap secara negative menerima perubahan mayor
6. Testing : Tahap memulai untuk mencoba mencari alternatif lain.
7. Acceptance : Tahap terlibat dengan perubahan tetapi belum tentu menyukai.

MANAGING ADAPTION RESOURCES
Tingkatan adaptasi dalam pengambilan keputusan terhadap pengalokasian resources untuk setiap implementasi perubahan.
Perubahan yang dihadapi oleh organisasi akan berdampak pada peningkatan biaya dan penurunan hasil outcome final yang diperkirakan sebelumnya.
Untuk mengatur perubahan yang terjadi dalam organisasi perlu dibuat suatu keputusan yang berdampak terhadap adaptasi resource yang ada.
•Mengurangi dan menunda tujuan dari proyek tertentu atau mengakhiri semuanya bersama-sama
•Mengembangkan kapasitas adaptasi organisasi untuk mengakomodasi penambahan permintaan, sebagai contoh, meningkatkan resilience-si karyawan dan change knowledge
•Menjalankan kedua aksi bersamaan

BUILDING IMPLEMENTATION ARCHITECTURE
Sisi penting dalam implementasi , dimana struktur yang sudah ada harus bersifat fleksible secara konsep , teknis maupun alat- alatnya agar dapat mengantisipasi perubahan. Menyediakan tujuh critical area dari aplikasi yang secara khas merupakan sumber dari kegagalan implementasi ketika diabaikan atau tidak secara lengkap diterapkan :

• Klarifikasi parameter dari proyek
• Komunikasikan proyek melalui organisasi
• Diagnosa variable, seperti komitmen sponsor dan daya tahan target
• Merencanakan proyek berdasarkan pada hasil diagnosa
• Implementasi
• Monitor implementasi
• Evaluasi hasil final

SDLC in IT Security

January4

Konsep System Development Life Cycle dapat diterapkan dalam implementasi keamanan dalam suatu perusahaan .Setiap tahap dari SDLC memainkan peranan penting untuk mencapai tujuan yang
terdiri dari 6 tahap , antara lain :
SDLC

• Stage 1 : Initiation
• Stage 2: Analysis Systems
• Stage 3: System Design
• Stage 4: System Development
• Stage 5: Implementation
• Stage 6 :Maintenance

Stage 1: Initiation
Pada tahap ini mendefinisikan informasi yang dapat diketahui dari perusahaan ,antara lain :
 Identifikasi asset-aset perusahaan ( People , system , information ,data , aplikasi , hardware )
 Sejarah ancaman yang pernah dialami oleh perusahaan (internal ,eksternal)
 Identifikasi dampak kriteria bagi perusahaan ( reputasi , financial , produktivitas ,safety , fines ,others)

Stage 2: Analysis Systems
Setelah semua komponen perusahaan telah diidentifikasikan , selanjutnya dapat menentukan
asset kritis perusahaan , kemudian menganalisa sistem keamanan yang telah diterapkan pada
perusahaan , kemungkinan ancaman yang dapat terjadi terhadap asset kritis perusahaan perusahaan. Contoh :

Pada tahap ini menganalisa sistem keamanan yang sudah berjalan pada perusahaan dan
menganalisa resiko yang dapat terjadi ( risk analisis). Analisa dapat berupa quantitative dan qualitative.
Risk analysis dapat membuat suatu model relasi antara THREAT, VULNERABILITY , and CONTROLS
sehingga mendapatkan BALANCING OF RISK

Beberapa contoh resiko , antara lain :
 Unauthorised or accidental disclosure
 Unauthorised or accidental modification
 Unavailability of facilities / services
 Destruction of assets

Stage 3: System Design
Dalam tahap ini mendesign sistem keamanan yang akan digunakan untuk mengatasi ancaman
ataupun menghindari ancaman yang dapat dialami oleh perusahaan,
Level security yang harus diawasi terdiri dari beberapa level , level bawahnya yang menjadi
landasan pokok keamanan di level selanjutnya ,yaitu :
-Keamanan Informasi
-Keamanan Jaringan
-Keamanan Sistem
-Keamanan Fisik

Stage 4: System Development
Pada tahap ini , bagaimana design di implementasikan dengan checklist detail design
sebagai berikut :

-Functional and Technical Features/Requirements
Open source software , co : Java . LINUX OS
Database ORACLE untuk data besar
Hardware Windows Server 2003
Minimum memory 10 terabyte
Minimum RAM 4G
License software
Topologi jaringan BUS

-Cost Considerations and Reporting
Cost budgeting menggunakan ABC method ( Actual Based Cost )

-Test Plans, Scripts, and Scenarios
Menyiapkan data testing untuk SIT

-Cek Changing requirements
Track CR untuk menjaga scope agar tidak melebar yang berakibat pada timeline

-Memorandum of Agreement (MOA)/ Interconnection Security Agreements (ISAs)
Memperhatikan legal agreement

-Change management
-Staff background checks
-Contingency and Disaster Recovery Plans
-Awareness

Stage 5: System Implementation
Pada tahap ini , bagaimana IT security yang telah di design , di kembangkan dan
kemudian akan diimplementasikan secara riil , dengan checklist sebagai berikut :

-Testing and Acceptance
-Security Management
-Disaster Recovery Plan (DRP)
-File and program overlay settings and privileges
-Personnel, responsibilities, job functions, and interfaces
-Procedures (e.g. backup, labeling)
-Use of commercial or in-house services
-Backup, restore, and restart instructions and procedures

Stage 6: Maintanance
Pada tahap ini bagaimana kinerja IT security yang telah di implementasikan , secara
terus menerus di maintain.

-Backup and restoration parameters
-Support training classes
-User administration and access privileges
-Audit logs
-Log file analysis
-Physical protection
-Off-site storage
-Software & hardware warrantees
-Registration/Deregistration

Change Management : Strategic Risks to Successful Project Implementation

January4

Definisi project adalah kebijakan yang diambil untuk menciptakan suatu product atau service tertentu. Sedangkan , definisi project management adalah penerapan pengetahuan , kemampuan , tools dan teknik dalam setiap aktivitas project yang diolah untuk menemui kebutuhan dari setiap stakeholder dan menggenapi ekspektasi dari project.

Dalam setiap penerapan project , terdapat bagian – bagian dari departemen yang terkena dampak , yakni : people , bisnis proses, teknologi , prosedur , dan struktur. Dikarenakan banyak sisi yang terkena dampak , maka dalam project management dibutuhkan sifat  resilience , dimana mempunyai kemampuan untuk menyerap high level antisipasi perubahan akan kebutuhan untuk meminimalisasikan dengan ciri – ciri sebagai berikut :

•    Cepat beradaptasi ketika terjadi perubahan yang dapat mempengaruhi tujuan awal.
•    Dapat mengatasi high level produktifitas
•    Dapat menghindari perilaku – perilaku yang dapat mengganggu suksesnya projek.

Setiap perubahan yang terjadi dalam bisnis , memerlukan upaya – upaya antisipasi untuk terus dapat bertahan. Setiap perubahan yang terjadi harus dituangkan dalam guidelines untuk dapat merumuskan dampak yang terjadi dan strategi yang dijalankan.

Change management

STRATEGI IMPLEMETASI PROJEK

Dalam implementasi projek juga memerlukan FOR ( Frame of Reference )  dimana merupakan sekumpulan ide, teori , kepercayaan , nilai – nilai dan asumsi yang didapat dari pengalaman yang dapat diterapkan di dalam projek secara komprehensif.

Setiap perubahan yang terjadi dapat menyebabkan beberapa resiko resiko di setiap projek , terdapat 2 tipe resiko area antara lain :
•Area resiko perubahan taktis
•Area resiko perubahan strategi
Setiap perubahan yang memberikan dampak yang signifikan terhadap         keseluruhan organisasi.

AREA RESIKO PERUBAHAN STRATEGI
Dalam perubahan yang memberikan dampak resiko strategi, memperhatikan 4 area di bawah ini antara lain :
•Resilience
•Change Knowledge
Arus kerja dari pengetahuan untuk setiap konsep perubahan di dalam individu     maupun organisasi
•Managing Adaptation Resources
Tingkatan adaptasi dalam pengambilan keputusan terhadap pengalokasian     resources untuk setiap implementasi perubahan.
•Buliding Implementation Architecture
Sisi penting dalam implementasi , dimana struktur yang sudah ada harus bersifat     fleksible secara konsep , teknis maupun alat- alatnya agar dapat mengantisipasi     perubahan.

RESILIENCE
Kemampuan setiap individual dan tim untuk menyerap setiap perubahan , dan bertindak meminimalkan gangguan terhadap kualitas dan produktivitas dalam projek.

Karakteristik Resilience

•Positive :dapat memperlihatkan perasaan akan keamanan dan kepastian diri berdasarkan pada pandangan akan kehidupan mereka yang kompleks akan tetapi banyak diisi dengan kesempatan.
•Focused :dapat memiliki visi yang jelas atas apa yang ingin dicapai.
•Flexible :dapat fleksible dalam bekerja dengan yang lain ketika harus merespon terhadap perubahan.
•Organized :dapat berjalan sesuai dengan aturan yang ada.
•Proactive :dapat mengikutsertakan perubahan daripada mempertahankan melawan perubahan.

XML @ SOA

November25

XML ( eXtensible Markup Language )

X ML adalah sebuah bahasa yang terdiri dari pasangan tag yang diakhiri dengan kurung siku seperti bahasa HTML di world wide web. XML mempunyai beberapa karakteristik yang dapat mendukung SOA, XML mempermudah sistem yang berbeda untuk saling berkomunikasi, seringkali XML dipakai software dan hardware vendor sebagai standarisasi dalam berkomunikasi.

Web Service
Dialek dari XML yakni sebuah sistem software yang di design untuk mendukung interaksi interoperasi dari satu mesin ke mesin yang lain di dalam jaringan . Web service mempunyai interface format yang dapat diproses mesin WSDL ( Web Service Description Language) , sistem lain dapat berinteraksi dengan web service menggunakan SOAP messages ( HTTP-XML dan Web-related standard W3C ) . Sehingga interface dapat di-registrasi dengan UDDI ( Universal Description , Discovery , and Integration ).
Web service menyediakan mekanisme untuk instruksi peng-alamatan dari dokumen ,pesan maupun intermediasi cekpoint. Semua ini mempermudah standarisasi struktur kebijakan- kebijakan proses di dalam SOA.

Penerapan SOA di dalam organisasi dapat memberikan tantangan dalam menjawab kebutuhan service yakni menjadi agile organization. Di dalam siklus hidup SOA membutuhkan kombinasi fungsi struktur organisasi antar departemen3

XTT
Salah satu feature dari XTT framework adalah automasi data binding. Framework mengatur elemen data ke Java Swing control , yang dibutuhkan untuk visual control, sehingga developer tidak perlu lagi untuk menulis logic yang sama untuk setiap form.

XTT in the SOA architecture

XTT in the SOA architecture

Di dalam konteks Service-Oriented Architecture , XTT berperan sebagai plugin interface yang mengkomunikasikan beberapa pekerja di dalam bisnis service interface.
 XTT Server
Bagian fisikal dari XTT yang berfungsi menyampaikan komunikasi antara bisnis service interface dan dikembangkan sebagai servlets dan dapat mengakses bisnis proses melalui local konteks dari server aplikasi.
 XTT Client

SOA Architecture

November25

Service Oriented Architecture adalah suatu gaya arstektural dimana terdiri dari service-service dari basic unit aplikasi software yang berdiri sendiri dan meng-automasi satu atau lebih bisnis proses , dan dapat meningkatkan interoperabilitas yakni pertukaran informasi maupun reusability.

Esensi utama dari Service-Oriented Architecture adalah kolaborasi service dalam skala dunia dimana dipublikasikan untuk mengantarkan agilitas bisnis dan fleksibilitas IT. Tujuan ini dapat dicapai tidak hanya mengkaji arsitektur service dari sisi teknologi perspektif maupun protokol web service saja, tetapi juga membutuhkan kreasi dari SOE Service Oriented Environment.

Karakteristik Service Oriented Architecture

Service di dalam SOA didefinisikan sebagai unit software aplikasi yang menyediakan satu bisnis proses. Service – service mempunyai karakteristik yang harus diperhatikan, sebagai berikut :

ý Coarse Granularity

Menggambarkan ukuran dari komponen – komponen yang diperlukan untuk membangun suatu system.

ý Interface VS Implementasi

Interface dapat menyederhanakan pengguna bisnis untuk menggunakan service , karena user tidak harus mengetahui detail implementasi yang terjadi.

ý Kontrak

Sebagai bukti obligasi antara service provider dengan pengguna bisnis. Kontrak dapat termasuk ekspektasi service , kemampuan , ketersediaan , biaya dan support.

ý Loose Coupling

Design service harus memperhatikan faktor fleksibilitas dan ketidaktergantungan satu komponen dengan yang lainnya.

ý Lifecycle Indepedence

Setiap dari software provider dan service component harus dapat beroperasi dalam siklus hidup yang terpisah.

ý Invokable Interface

Service interface harus dapat diakses baik secara lokal maupun remote.

ý Communication protocol

Pemilihan protokol tidak dapat dibatasi oleh perilaku service itu sendiri maupun pada saat pengembangan melainkan pada saat waktu yang berjalan(run- time )

Beberapa prinsipal kunci mengenai Servce-Oriented:

ý Service adalah elemen yang penting , web service yang mendukung di dalamnya merupakan serangkaian standarisasi protokol dimana service itu dapat dipublikasikan , ditemukan , dan digunakan .

ý SOA tidak hanya sekedar service arsitektur dari sudut pandang teknolodi tetapi juga dari kebijakan – kebijakan ( policy ) dan frameworks dimana dapat menjamin service yang “tepat” yang akan tersedia dan dapat dipakai.

ý Dengan Service-Oriented Architecture diharuskan mempunyai paling sedikitnya dua proses yang terpisah untuk pengembangan dan pengguna.

Service Oriented Architecture Maturity Model

Maturity model dibawah ini menggambarkan diagram yang didiskusikan antara service provider dan pengguna bisnis mengenai kemampuan dan keuntungan penerapan SOA di dalam organisasi.

Service Oriented Architecture Maturity Model

Service Oriented Architecture Maturity Model

Keuntungan Service Oriented Architecture ( SOA )

#Universal Automation
Automasi logika bisnis untuk visi organisasi yang dapat diaplikasikan secara konsisten terhadap fungsi-fungsi bisnis sehingga meningkatkan agilitas organisasi

#Reusable
Mediasi service menyediakan kebutuhan central infrastruktur yang mempengaruhi QOS ( Quality Of Service) seperti keamanan dan kemampuan service , sehingga dapat mengurangi biaya pengembangan di setiap pengembangan yang terjadi dalam bisnis unit .

#Abstracted
Sisi implementasi service dapat di-abstraksi melalui back-end proses ,sehingga service tetap dapat berjalan dan berkembang secara independen.

#Published
Tidak ada service yang dapat di publikasikan tanpa persetujuan dari quality-assurance ,maka dari itu fungsionalitas dari service tersebut sudah dapat dikatakan tepat.

#Platform Independence
Memungkinkan implementasi service dalam lebih dari 1 platform yang berbeda ., sehingga memunculkan kesempatan untuk dapat digunakan kembali.

#Location Independence
Virtual service mempunyai kemampuan untuk menyembunyikan lokasi service yang sebernarnya dari service customer. Memungkinkan untuk memindahkan implementasi service tanpa mengganggu pengguna service.